pontianak,PERSS.ID– Peta politik Pemilihan Gubernur (Pilgub) Kalimantan Barat (Kalbar) 2024 mulai terbentuk dengan munculnya tiga pasangan bakal calon yang akan bersaing dalam kontestasi lima tahunan ini. Ketiga pasangan ini terdiri dari nama-nama yang telah dikenal di panggung politik Kalbar.
Sutarmidji dan Didi Haryono: Pengalaman dan Stabilitas
Pasangan pertama adalah Sutarmidji, Gubernur petahana Kalbar, yang berpasangan dengan Didi Haryono, mantan Kapolda Kalbar. Sutarmidji yang sebelumnya menjabat sebagai Wali Kota Pontianak dan telah satu periode memimpin Kalbar, menawarkan kelanjutan pembangunan yang telah ia rintis. Didi Haryono, dengan latar belakang kepemimpinan di kepolisian, diharapkan dapat memperkuat stabilitas keamanan di Kalbar, sebuah isu yang krusial mengingat letak geografis provinsi ini yang berbatasan langsung dengan negara lain.
Dalam kampanyenya, Sutarmidji menekankan pentingnya kesinambungan program pembangunan dan pelayanan publik yang telah berjalan, sementara Didi Haryono menjanjikan peningkatan keamanan dan penegakan hukum yang lebih efektif. "Kami siap melanjutkan pembangunan Kalbar dengan lebih baik dan memastikan keamanan masyarakat tetap terjaga," ujar Sutarmidji dalam salah satu pernyataannya.
Ria Norsan dan Krisantus Kurniawan: Harmoni Pembangunan dan Pemberdayaan
Pasangan kedua, Ria Norsan dan Krisantus Kurniawan, juga tidak bisa dianggap remeh. Ria Norsan, Wakil Gubernur petahana, yang sebelumnya juga pernah menjabat sebagai Bupati Mempawah, dikenal memiliki kemampuan dalam mengelola pemerintahan daerah. Krisantus Kurniawan, tokoh Dayak yang pernah menjabat sebagai Ketua DPRD Kalbar, membawa kekuatan representasi politik etnis Dayak yang signifikan di wilayah ini.
Keduanya mengusung tema pembangunan yang inklusif dengan penekanan pada harmoni antar suku dan pemberdayaan masyarakat pedesaan. "Kami ingin membangun Kalbar yang lebih adil dan merata, di mana semua suku dan golongan mendapat kesempatan yang sama untuk maju," kata Ria Norsan dalam sebuah wawancara.
Muda Mahendrawan dan Jakius Sinyor: Generasi Baru untuk Perubahan
Pasangan ketiga adalah Muda Mahendrawan, Bupati Kubu Raya yang dikenal sebagai figur muda dan inovatif, yang berpasangan dengan Jakius Sinyor, mantan Bupati Ketapang. Pasangan ini dianggap sebagai representasi dari keinginan untuk perubahan dan pembaruan dalam pemerintahan Kalbar.
Muda Mahendrawan dikenal dengan berbagai inovasinya selama memimpin Kubu Raya, termasuk dalam bidang pelayanan publik dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Sementara Jakius Sinyor, dengan pengalaman panjangnya sebagai birokrat, diharapkan dapat memberikan keseimbangan dalam pengalaman pemerintahan dan pengelolaan administrasi.
"Kami ingin membawa semangat baru dalam pemerintahan Kalbar, dengan kebijakan yang lebih inovatif dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat," ungkap Muda Mahendrawan.
Persaingan Ketat dan Dinamis
Dengan latar belakang dan visi yang berbeda dari masing-masing pasangan calon, Pilgub Kalbar 2024 diperkirakan akan berlangsung sengit. Masyarakat Kalbar akan dihadapkan pada pilihan yang tidak mudah, karena masing-masing calon menawarkan visi yang menarik dan sesuai dengan kebutuhan daerah yang kaya akan potensi sumber daya alam dan keberagaman budaya ini.
Para pengamat politik lokal memprediksi bahwa hasil Pilgub ini akan sangat bergantung pada kemampuan masing-masing pasangan calon dalam menarik simpati pemilih di tingkat akar rumput serta kemampuan mereka dalam mengelola isu-isu strategis yang menjadi perhatian publik, seperti pembangunan infrastruktur, pengelolaan sumber daya alam, serta isu sosial seperti pendidikan dan kesehatan.
Menuju Kampanye dan Pemilihan
Tahapan kampanye Pilgub Kalbar 2024 akan segera dimulai dalam beberapa bulan ke depan. Para pasangan calon diperkirakan akan intensif melakukan sosialisasi dan penggalangan dukungan di berbagai daerah, termasuk di wilayah-wilayah terpencil yang sering kali menjadi penentu dalam hasil pemilihan di Kalbar.
Pemilihan ini tidak hanya akan menjadi ajang perebutan kursi nomor satu di Kalbar, tetapi juga menjadi barometer kekuatan politik lokal yang akan berdampak pada peta politik nasional. Seiring mendekatnya hari pemilihan, suhu politik di Kalbar pun diperkirakan akan semakin memanas, dengan berbagai strategi dan manuver politik yang akan mewarnai jalannya kampanye.(kzn/Abe)