Iklan

Joe Biden dan Prediksi Jakarta Tenggelam 2030: Ancaman Nyata atau Hanya Peringatan?

ANDI AZWAR
Thursday 12 September 2024, 01:52 WIB Last Updated 2024-09-11T18:52:00Z

Kalbar,PERSS.ID – Pernyataan Presiden Amerika Serikat Joe Biden pada 2021 tentang potensi tenggelamnya Jakarta pada 2030 kembali menjadi peringatan bagi banyak pihak. Biden menyampaikan hal ini sebagai bagian dari peringatan global tentang dampak perubahan iklim yang kian mengancam wilayah pesisir dunia, termasuk ibu kota Indonesia.

Dalam pidatonya di hadapan komunitas internasional, Biden menyebutkan bahwa Jakarta adalah salah satu kota yang paling rentan terhadap perubahan iklim. “Jika kita tidak bertindak sekarang, ibu kota Indonesia bisa tenggelam dalam waktu kurang dari satu dekade,” ucapnya, merujuk pada berbagai laporan ilmiah yang memprediksi bahwa sebagian besar wilayah Jakarta akan berada di bawah permukaan laut dalam beberapa tahun ke depan.

Jakarta selama bertahun-tahun memang dihadapkan pada masalah lingkungan yang serius, mulai dari penurunan permukaan tanah, banjir rob, hingga polusi udara. Penurunan tanah di beberapa bagian Jakarta telah mencapai 10 cm per tahun, akibat ekstraksi air tanah yang berlebihan dan pembangunan yang tidak terkendali. Hal ini diperparah dengan kenaikan permukaan laut sebagai dampak dari perubahan iklim global.

Menurut data dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), wilayah pesisir Jakarta telah mengalami banjir rob secara berkala selama beberapa tahun terakhir. Peneliti dari Pusat Penelitian Geoteknologi LIPI, Eko Yulianto, menambahkan, “Jika langkah-langkah mitigasi tidak segera diambil, skenario terburuk seperti yang disampaikan Presiden Biden bisa menjadi kenyataan."

Sebagai respons terhadap ancaman tersebut, pemerintah Indonesia telah merancang proyek besar relokasi ibu kota ke Kalimantan Timur, dengan tujuan mengurangi tekanan lingkungan di Jakarta. Proyek pemindahan ini diproyeksikan akan memakan waktu bertahun-tahun, dengan pembangunan tahap awal yang sudah dimulai.

Namun, relokasi ibu kota tidak serta merta menyelesaikan masalah yang dihadapi Jakarta. Banyak ahli lingkungan mendesak agar Jakarta tetap menjadi perhatian utama, terutama terkait dengan perlindungan terhadap warga yang tinggal di pesisir dan upaya adaptasi perubahan iklim yang lebih serius.

“Relokasi ibu kota adalah langkah besar, tetapi kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa Jakarta adalah rumah bagi jutaan orang. Kebijakan pengelolaan lingkungan yang lebih ketat harus segera diterapkan,” ujar Agus Purnomo, seorang aktivis lingkungan dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi).

Pernyataan Joe Biden tentang Jakarta tenggelam juga merupakan peringatan global bahwa perubahan iklim adalah masalah yang memerlukan tindakan kolektif. Biden menekankan pentingnya komitmen internasional untuk mengurangi emisi gas rumah kaca, serta mendorong negara-negara berkembang, termasuk Indonesia, untuk berpartisipasi aktif dalam mitigasi perubahan iklim.

"Jakarta adalah contoh ekstrem dari ancaman yang kita hadapi. Kita perlu tindakan global untuk mengatasi krisis ini, atau lebih banyak kota pesisir di seluruh dunia akan mengalami nasib yang sama," kata Biden dalam pertemuan PBB mengenai perubahan iklim pada 2021.

Saat ini, perhatian dunia terhadap Jakarta terus meningkat. Kota ini dianggap sebagai simbol nyata dari dampak perubahan iklim, dan tindakan yang diambil untuk mengatasi masalah ini akan menjadi penentu bagi nasib banyak kota pesisir lainnya.

Peringatan Joe Biden tentang Jakarta tenggelam pada 2030 bukan hanya sekadar prediksi, tetapi panggilan untuk bertindak. Baik pemerintah Indonesia maupun komunitas internasional harus memperkuat langkah-langkah mitigasi untuk menghadapi perubahan iklim dan menjaga kota-kota pesisir dari ancaman ini. Tanpa tindakan yang cepat dan terkoordinasi, masa depan Jakarta, seperti yang diprediksi Biden, akan semakin suram.[Kzn/abe]
Komentar

Tampilkan

  • Joe Biden dan Prediksi Jakarta Tenggelam 2030: Ancaman Nyata atau Hanya Peringatan?
  • 0

Terkini