PERSS.ID--Dua peneliti Amerika Serikat mengklaim telah mengidentifikasi lokasi potensial baru untuk penempatan rudal jelajah bersenjata nuklir Rusia, Burevestnik. Decker Eveleth, seorang analis dari organisasi penelitian dan analisis CNA, dan Jeffery Lewis dari Middlebury Institute of International Studies di Monterey, melaporkan bahwa mereka menemukan proyek konstruksi yang mencurigakan di dekat fasilitas penyimpanan hulu ledak nuklir, sekitar 475 kilometer di utara Moskow, sebagai kemungkinan lokasi penempatan baru rudal Burevestnik.
Menurut laporan Reuters, citra satelit dari lokasi yang dikenal dengan dua nama, Vologda-20 dan Chebsara, menunjukkan sesuatu yang unik dan berbeda. "Jelas bahwa Rusia sedang mengembangkan rudal bertenaga nuklir ini," ujar Lewis.
Hans Kristensen, dari Federasi Ilmuwan Amerika, menambahkan bahwa citra Vologda menunjukkan adanya landasan peluncuran dan fitur lain yang "mungkin" terkait dengan Burevestnik, meskipun ia tidak dapat memberikan penilaian yang pasti.
Presiden Vladimir Putin pernah membanggakan rudal Burevestnik sebagai senjata yang "tak terkalahkan," dengan jangkauan hampir tak terbatas dan kemampuan menghindari pertahanan rudal Amerika, saat meluncurkannya pada tahun 2018. Namun, rudal yang diberi kode nama "Skyfall" oleh NATO ini memiliki catatan uji coba yang buruk, dan para ahli Barat mempertanyakan nilai strategisnya.
Burevestnik diduga meledak saat upaya penyelamatan dari laut di Rusia utara pada Agustus 2019, setelah mengalami kegagalan dalam uji coba mesin roket, yang menewaskan lima ilmuwan.
Kementerian Pertahanan Rusia dan Kedutaan Besar Rusia di Washington tidak memberikan tanggapan atas penilaian para peneliti maupun nilai strategis Burevestnik. Seorang juru bicara Kremlin mengatakan kepada Reuters bahwa pertanyaan ini harus diarahkan kepada Kementerian Pertahanan dan tidak memberikan komentar lebih lanjut.
Departemen Luar Negeri AS, CIA, Kantor Direktur Intelijen Nasional, dan Pusat Intelijen Udara dan Antariksa Nasional Angkatan Udara AS juga menolak memberikan komentar, begitu pula NATO, yang tidak menanggapi pertanyaan terkait bagaimana aliansi tersebut akan merespons penempatan senjata ini.[kzn/abe]