LUWU TIMUR, SULSEL - Namanya Supriadi orangnya sederhana warga Dusun Sumber Rejo Desa Sumber Makmur Kecamatan Kalaena Kabupaten Luwu Timur ini adalah sosok Petani biasa namun cukup menyedot perhatian warga di daerahnya. Bagaimana tidak, Supriadi saat ini tengah membangun saluran air permanen dan saluran air tersebut dibangun melewati persawahan milik warga setempat yang menuju ke lahan miliknya dengan panjang 75 meter.
Sedang bangunan saluran air tersebut belum sampai ke lahan miliknya karena lahan milik Supriadi sendiri terbilang masih terpaut jarak 75 meter dari bangunan tersebut. Sedang panjang saluran butuh 150 meter untuk sampai ke sawah miliknya.
I Wayan Arsana salah satu tetangga sawah Supriadi menyebutkan bangunan tersebut baru sebatas sampai lahan miliknya dan rencananya usai musim panen akan datang Supriadi kembali rencana melanjutkan bangunan saluran hingga mentok ke lahan milik Supriadi.
Ditemui di lokasi, Minggu (23/6/2924) I Wayan Arsana menyebutkan, " Sawah Pak Supriadi masih 75 meter dari sawah saya di belakang sana, jadi saluran ini masih di lahan saya pak belum sampai ke sawah pak Supriadi," ujarnya.
Ditanyai soal nominal biaya yang digunakan Supriadi, I Wayan Arsana mengaku tidak mengetahuinya.
"Silakan datangi langsung Supriadi pak di rumahnya," kata I Wayan.
Disambangi awak media di kediamannya, Supriadi lalu menceritakan bahwa dirinya rela merogoh dana pribadinya dan merasa terpanggil melakukan hal tersebut karena melihat pematang sawah milik warga tetangganya hancur setiap kali musim panen akibat dilewati motor ojek gabah.
Akibatnya, hasil panen Supriadi ikut terdampak karena lahan sawah miliknya berada agak jauh dari jalan tani.
"Saya perhatikan tiap kali panen warga kesulitan akses keluar muat hasil panen, jadi saya putuskan bangun permanen saluran masuk dengan harapan dua sisi pondasi saluran bisa digunakan warga untuk akses motor ojek gabah agar tidak lagi merusak pematang sawah," ungkapnya.
Supriadi menyebut, masih butuh tambahan 75 meter lagi untuk sampai ke sawahnya karena sawah miliknya 150 meter dari jalan tani.
Ditanyai soal biaya yang dikeluarkan, Supriadi enggan menyebutnya.
"Saya ikhlas pak, dan bukan hanya itu yang sudah saya lakukan, timbunan jalan tani yang masuk ke sana itu juga saya ikhlas bantu warga karena saya ingin apa yang sudah saya lakukan itu saya bersama warga sudah bisa menikmatinya sekarang," tuturnya merendah.
Dirinya mengaku pula ke depan ia menginginkan agar jalan tani yang menuju ke persawahan milik warga untuk dilakukan penimbunan kerikil guna memudahkan akses petani mengangkut sarana pertanian maupun hasil panen warga.